Berbagai gambaran Al-Qur’an yang menceritakan begitu banyak keindahan, seperti surga, istana dan bangunan-bangunan keagamaan kuno lainya telah memberi inspirasi bagi para kreator untuk mewujudkannya dalam dunia kekinian saat itu. Istana Nabi Sulaiman as, mengilhami lahirnya berbagai tempat para khalifah atau pemerintahan muslim membentuk pusat kewibawaan, istana dengan berbagai “wujud fasilitas ruang” di atas kebiasaan rakyat biasa. Bahkan hadits Nabi SAW yang menyebutkan “Allah Al-Jamiil yuhib Al-jamal,” telah mengilhami banyak hal bagi para seniman muslim yang taat untuk mewujudkan sesuatu yang bisa dicintai Tuhannya. Asma-asma Allah SWT, seperti Al-Jamiil secara theologies sangat membenarkan para kreator seni untuk memanifestasikannya dalam banyak hal.
Namun pada sisi yang lain, berbagai larangan Nabi SAW dan para ulama mereka untuk melukis dan menggambar mahluk hidup yang bernyawa/bersyahwat dalam mewujudkan corak keindangan ruangan meskipun hal ini tidak ditemukan teks-nya secara langsung dalam Al-Qur’an, kegiatan mereka dalam mewujudkan gagasan keindahan, tak pernah kehilangan arah. Kreasi dan potensi seni mereka, kemudian dialihkannya pada berbagai bentuk kaligrafi Islam, dengan pola dan karaktersitik yang indah dan rumit. Mereka membentuk corak ragam hias ruangan, benda-benda antik seperti gelas atau guci, karpet, dan sebagainya dengan berbagai ornamen bunga-bungaan atau tumbuh-timbuhan yang dianggap bukan sejenis hewan atau manusia. Khusus untuk ruangan-ruangan tertentu atau tempat-tempat yang dianggap layak, biasanya selalu diselipi atau bahkan dimunculkan ayat-ayat Al-Qur’an, hadits atau kata-kata hikmah, dengan pola seni tulis (kaligrafi), diwany, kuufy, riq’y, naskhy, tsulusty, atau yang lainnya yang sangat indah. Semua ini merupakan bentuk-bentuk kesatupaduan antara nilai-nilai seni dan spiritual termasuk selipan nilai-nilai dakwah islamiyah secara umum. Berbagai desain interior muslim dimanapun, baik bangunan ibadah, istana maupun umum selalu menunjukkan muatan yang tak pernah kosong bagi para penghuninya, khususnya dalam menghubungkan antara dirinya dengan pemilik seluruh ruangan dan alam semesta, Allah Rabb Al-‘alamin.
Termasuk arsitektur tempat-tempat ibadah seperti masjid, mushola, dan tempat-tempat yang disucikan seperti makam-makam juga tidak lepas dari upaya sasaran kreasi seni mereka. Arsitektur Islam yang umumnya terpusat pada berbagai bangunan masjid di dunia Islam, selalu menunjukkan nilai-nilai semangat, dan spirit anak-anak zaman yang antusias pada kecintaan keindahan. Bahkan Imam Syafi’i sebagai ulama besar abad ke-8 M yang sangat berpengaruh di dunia Islam Sunni, selalu mensejajarkan antara semangat keagamaan masyarakat dengan bentuk-bentuk bengunan masjidnya. Karena masjid merupakan jantung masyarakat yang ada di sekitarnya, jika yang menggunakannya sehat maka jantungnyapun akan sehat, begitupun sebaliknya.
Dalam rangka memperindah bangunan masjid, desain interior dengan pola-pola yang telah dijelaskan banyak ditemukan dihampir setiap masjid-masjid besar di dunia Islam, dari mulai di Cordova, Maroko, Mesir, Damaskus, Madinah, Makkah, Baghdad, Kuffah, sampai di India dan masjid-masjid di Nusantara Indonesia. Berbagai bentuk ruangan masjid yang berkembang pada umumnya mengikuti trends kebutuhan setempat, namun bangunan utama selalu menunjukkan pola yang sama yakni bujur sangkar, yang dilengkapi dengan ceruk yang menonjol ke luar bagian depannya bagi tempat imam. Kesamaan lainnya adalah adanya Mihrab sekalipun yang secara histories baru popular muncul pada masa Dinasti Amawiyah Damaskus, sebagai tempat yang aman dan terhormat bagi para khotib memberi fatwa dan nasehat-nasehat spiritual ketakwaan para jama’ah. Termasuk pula kolam-kolam atau tempat-tempat wudlu sebagai sarana thaharah sebelum mereka beribadah, semuanya tersedia ada di setiap masjid-masjid agung di dunia Islam.
Sebenarnya pusat masjid dunia Islam selalu terfokus pada tiga pusat bangunan suci Islam (the three-pan Islamic sanctuaries); Masjid Al-Haram Makkah, Masjid Al-Munawwaroh Madinah dan Masjid Al-Aqsa Palestina. Ketiganya bukan hanya memiliki nilai histories dalam doktrin dan kewahyuan Islam, tapi juga karakteristik dan nilai estetikanya yang cukup tinggi, yang hampir tidak ditemukan kekurangannya dalam nilai dan fungsi sebuah bangunan suci.
Allah SWT memberikan kekayaan ilmu, seni, estetika yang tak terbatas pada manusia. Keesaran Allah SWT yang memberikan anugrah ini kepada manusia,maka bagi Allah semua mudah,karena ke Maha Muliaan-Nya,sesuai dengan firman-Nya:
“Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam.Dan bagi-Nya lah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.(QS.Al-Jatsiah(45):36-37)
Arsitektur bagian yang paling penting dalam kebudayaan manusia di bumi ini,misalnya istana,masjid,piramida,katedral dan lain-lain,merupakan hasil kerja keras dari arsitek dan sipil,ahli banaunan yang meninjau bangunan dari sei dan kekuasaanya, dan ribuan orang bekerja yang membantu ahli-ahli arsitek dan sipil tersebut.
Adapun konsep seni dan estetika dalam bidang arsitektur dan biang sipil yang ditanamkan Allah SWT pada diri manusia, menghaslkan bangunan-bangunan yang menajubakan yang terdapat di bumi Allah SWT ini. Kebudayaan yang tinggi telah membagun karya arsitektur yang hebat di dunia ini dengan akal yang diberikan Allah SWT kepada manusia mereka mampu mengembangkan kemampuanya menjadi lebih berkembang. Di bidadng arsitektur, ahli-ahli arsitektur tersebut membangun masjid, piramida,istana-istana dan beberapa benteng pertahanan yang kuat dan canggih. Demikian juga dalam bidang telekomunikasi,ahli teknik telekomunikasi dengan akalnya mengembangkan penemuanya dalam bidang telekomunikasi. Ahli telekomunikasi,dimana semula pada zaman dahulu telekomunikasi dilakukan dengan bunyai gendering ataupun isyarat asap,sampai kini dengan pekembangan komunikasi satelit, radar, serat optic,dan lain-lain.Manusia mampu melakukan komunaikasi secara global dari suatu tempat ke tempat yang lain,baik melalui suara(audio), gambar(video), data degan sangat cepatnya karena kemampuan jaringan transmisinyayang cukup handal dengan lebar pita frekuensi mencapai MHz, GHz, bahkan sampai Terra Hertz, sehingga komunikasi mampu menyalurkan informasi dalam waktu yang sangat singkat dengan kualitas yang sangat baik.
Suatu mahluk hidup, termasuk manusia tidak mungkin mempunyai kemampuan begitu saja,kecuali atas rahmat dan hidayah ALLAH SWT. Maka mahluk hidup itu mempunyai kemampuan yang hebat karena ALLAH SWT memberikan kelebihan pada manusia di bandingkan dengan mahluk lainnya,dan ALLAH SWT meninggikan derajat manusia lebih tinggi bagi mereka yang mempergunakan akalnya,sesuai dengan Firman-Nya:
•
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik.Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi”.(QS AL-Maidah(5):5)
0 komentar:
Posting Komentar