Minggu, 19 Juni 2011

OLIGOPOLI

TwitThis
A. PENDAHULUAN
Pada bab ini kita akan membahas jenis-jenis kompetisi tidak sempurna dan menelaah satu jenisnya yang disebut oligopoli. Terdapat dua jenis pasar kompetitif tidak sempurna, yaitu :
1. Ologopoli (oligopoly) adalah struktur pasar dimana hanya terdapat sedikit penjual, masing-masing menjual barang yang sama, atau identik dengan yang lain. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel. Contoh dari oligopoli adalah pasar minyak dunia, dimana beberapa negara di timur tengah mengendalikan sebagaian besar persedian menyak dunia.
2. Kompetisi monopolistik (monopolistic competition) adalah suatu struktur pasar dimana terdapat banyak perusahaan yang menjual barang yang mirip tapi tidak identik satu sama lain. Contohnya pasar novel, CD, dan permainan komputer.
Menurut kaum ekonom yang memelajari organisasi industri, membagi pasar menjadi empat jenis yaitu: monopoli, oligopoli, kompetisi monopolistik, dan kompetisi sempurna.








B. PERILAKU OLIGOPOLI

Perilaku oligopoli tidak dapat digambarkan secara menyeluruh dan umum, tetapi merupakan teori-teori khusus yang menggambarkan perilaku untuk mencapai tujuannya (kinerja industri). Kesulitan pertama karena adanya indeterminate, yakni tidak ada titik keseimbangan yang deterministik. Para ahli organisasi industri bertolak dari struktur telah mencoba melakukan kajian tentang perilaku industri oligopoli yang kolusif, yakni model pimpinan harga. Hal ini pun masih dibagi lagi atas tiga tipe, yakni tipe yang mempunyai biaya rendah, perusahaan yang dominan, dan barometrik. Teori ini menganggap bahwa perusahaan yang berskala besar mengetahui seluruh biaya perusahaan dan permintaan pasar. Semakin rendah tingkat harga semakin besar bagian kebutuhan pasar yang dapat dipasok oleh perusahaan yang berskala besar.
Selanjutnya, Bain telah menyusun teori harga-batas, yakni suatu industri akan melakukan rintangan masuk melalui permainan tingkat harga. Jika harga diturunkan, produksi meningkat dan pendatang baru akan tidak jadi masuk industri, tetapi pada suatu waktu industri ini dapat mengurangi produksi dan memperoleh laba abnormal dan hail ini menarik untuk entry. Kalau akan ada entry, mereka gunakan entry-gap. Teori-teori marjinal mendapat kritik, terutama dari Hall dan Hitch. Atas penelitian yang dilakukannya maka perusahaan tidak menggunakan analisis biaya marjinal dan hasil marjinal, tetapi menentukan biaya rata-rata. Dengan biaya rata-rata ini berkembang pula teori mark-up, yakni biaya variabel rata-rata ditambah dengan persentase tertentu untuk keuntungan. Keuntungan ini dapat bersifat bruto maupun neto.
Teori biaya rata-rata disebut juga full-cost price. Sylos-Labini menyusun teori perilaku oligopoli yang juga kolusif dengan asumsi utama teknologi produksi tidak bersambung. Oleh karena itu, skala perusahaan terbagi atas skala kecil, sedang dan besar. Sylos juga menggunakan entry-gap dari Bain, tetapi dengan menentukan, pada jumlah produksi. Dalam model ini harga ditentukan oleh perusahaan yang berskala besar dan mempunyai biaya rata-rata terendah. Harga ini dapat diterima oleh semua perusahaan, dalam industri, oleh karena diandaikan, perusahaan besar tadi mengetahui seluruh struktur yang biaya yang terjadi dalam industri dan mengetahui pula permintaan pasar. Entry dapat terjadi dengan bebas bagi perusahaan yang berskala kecil. Sebenarnya, tingkat harga masih dapat lebih rendah daripada harga minimum yang dapat diterima bersama, tetapi kalau lebih rendah dari itu, hanya perusahaan yang besar dan sedang saja yang dapat beroperasi, sedangkan yang berskala kecil akan keluar (exit). Perusahaan-perusahaan yang besar ini kuatir juga kalau yang kecil-kecil exit, oleh karena pemerintah tetap melindunginya.

C. DUOPOLI

Duopoli adalah jenis oligopoli yang paling sederhana, karena oligopoli dengan tiga anggota atau lebih menghadapi persoalan-persoalan yang sama seperti oligopoli yang yang memiliki dua anggota, jadi kita tidak akan rugi jika memulainya dengan kasus duopoli. Kita ilustrasikan disuatu kota ada dua penjual air, katakan namanya adalah jack dan jil. Apabila mereka memproduksi air dalam jumlah yang banyak maka harga air akan turun, sehingga untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal mereka berdua harus bersatu dan setuju dalam menentukan berapa jumlah air yang diproduksi dan berapa harganya. Suatu persetujuan antara perusahaan-perusahaan mengenai produksi dan harga disebut kolusi (collusion), dan sekelompok perusahaan yang bergerak dalam keseragaman disebut kartel (cartel).

D. KESEIMBANGAN SUATU OLIGOPOLI

Keseimbangan Nash (Nash equilibrium)adalah situsi dimana semua pelaku ekonomi yang berinteraksi satu sama lain, masing-masing memilih strategi terbaik mereka dengan mempertimbangkan strategi yang dipilih oleh pihak lain. Ketika suatu perusahaan dalam oligopoli secara individu memilih untukuntuk memproduksi suatu jumlah yang memaksimalkan keuntungan, mereka memproduksi jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang diproduksi oleh monopoli dan lebih sedikit dari pada jumlah yang diproduksi oleh pasar kompetitif. Harga oligopoli lebih rendah dari pada harga monopoli, tetapi lebih tinggi dari pada harga kompetitif (yang sama dengan biaya marginal).
Akan tetapi jika mereka tidak membentuk kartel karena undang-undang antitrust melarangnya, maka setiap perusahaan harus menentukan berapa banyak produk yang diproduksi. Dalam menentukan keputusan ini mereka harus memperhatikan dua efek:
1. Efek output: karena harga diatas biaya marginal, menjual 1 produk tambahan pada harga yang berlaku dipasar akan meningkatkan keuntungan.
2. Efek harga: meningkatkan produksi akan meningkatkan jumlah penjualan secara keseluruhan, sehingga harga produk akan turun dan keuntungan produk lain yang terjual akan turun.

Sekarang kita dapat melihat bahwa oligopoli yang besar pada intinya adalah sekelompok perusahaan kompetitif. Perusahaan kompetitif hanya mempertimbangkan efek output saat memutuskan berapa banyak barang yang akan diproduksi, karena suatu perusahaan kompetitif adalah price taker, efek harga tidak ada.

E. TEORI PERMAINAN DAN ILMUN EKONOMI KERJA SAMA

Teori permainan (game theory) adalah ilmu yang memelajari bagaimana masyarakat berperilaku dalam dalam situasi-situasi strategis. Dalam bahasa teori permainan, suatu strategi disebut strategi dominan (dominant strategy) jika strategi tersebut adalah strategi terbaik bagi seorang pemain dalam suatu permainan, terlepas dari strategi yang dipilih pemain lainnya. Suatu permainan yang cukup penting adalah apa yang disebut dengan dilema para tahanan (prisoner’s dilemma). Permainan ini akan memberi kita pemahaman atas kesulitan-kesulitan yang kita hadapi saat harus memelihara kerja sama.
Dalam permainan antara dua orang pelaku kriminal yang ditangkap atas tindakan mereka, hukuman yang diterima masing-masing orang bergantung pada keputusan yang diambilnya dan juga keputusan yang diambil temannya, apakah mereka mengaku atau diam. Dan dalam permainan antara anggota-anggota suatu oligopoli, keuntungan masing-masing perusahaan bergantung pada keputusan produksi perusahaan tersebut dan pada keputusan produksi perusahaan lainnya.
Adapun contoh-contoh lain dari dilema para tahanan adalah sebagai berikut:

1. Perlombaan senjata
Dalam permainan antara dua negara, keamanan dan kekuasaan masing-masing negara bergantung pada keputusan negara tersebut dan keputusan negara lain untuk meningkatkan jumlah senjata atau menguranginya.

2. Periklanan
Dalam permainan antara dua perusahaan yang menjual produk yang serupa, keuntungan masing-masing perusahaan bergantung pada keputusan perusahaan tersebut dan keputusan perusahaan lain apakah akan melakukan pengiklanan atau tidak.

3. Sumber daya milik bersama
Dalam permainan antara dua perusahaan, keuntungan masing-masing perusahaan bergantung pada keputusan perusahaan itu dan keputusan perusahaan lain mengenai jumlah produksi yang akan dilakukan masing-masing perusahaan.

F. KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP OLIGOPOLI
Satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi dalam Bab 1 adalah bahwa pemerintah kadang-kadang dapat memperbaiki hasil-hasil pasar. Aplikasi dari prinsip ini terhadap pasar oligopolistik sangatlah nyata. Sebagaimana telah kita lihat, kerja sama diantara para oligopoli tidaklah diinginkan dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan, karena menciptakan tingkat produksi yang terlalu rendah dan harga yang terlalu tinggi. Untuk menggeser alokasi sumber-sumber daya menjadi semakin dekat dengan titik optimumnya, para pembuat kebijakan harus mencoba untuk mendorong perusahaan-perusahaan dalam oligopoli untuk bersaing alih-alih kerja sama. Mari kita lihat bagaimana pembuat kebijakan melakukan hal ini dan dan apa saja kontroversi yang muncul dari kebijakan-kebijakan publik dibidang ini.
1. Pembatasan Perdagangan Dan Undang-Undang Antitrust
Satu cara kebijakan publik menghindarkan kerjasama perusahaan-perusahaan oligopoli adalah melalui undang-undang. Pada umumnya, kebebasan untuk membuat kontrak adalah suatu bagian inti dari perekonomian pasar. Bisnis dan rumah tangga menggunakan kontrak untuk mengatur perdagangan yang saling menguntungkan. Dalam melakukan hal ini mereka mengandalkan sistem peradilan untuk menegakkan kontrak-kontrak yang telah mereka buat.

2. Kontroversi Mengenai Kebijakan Antitrust
Seiring berjalannya waktu, timbul banyak kontroversi seputar pertanyaan mengenai perilaku apakah yang seharusnya dilarang oleh undang-undang antitrust. Sebagian besar komentator setuju bahwa perjanjian-perjanjian pengaturan harga antara perusahaan-perusahaan yang saling bersaing seharusnya dinyatakan legal. Tetapi undang-undang antitrust ini telah digunakan untuk melarang praktik-praktik bisnis tertentu yang dampaknya tidak terlalu nyata. Berikut adalah tiga contohnya:

a. Penetapan harga jual eceran
Satu contoh praktik bisnis kontroversial adalah penetapan harga jual eceran, disebut juga fair trade. Bayangkan jika Superduber Elektronik menjual mesin pemutar DVD kepada toko-toko pengecer seharga $300. Jika Superduber meminta penjual eceran itu menjual barangnya kepada konsumen seharga $350, maka ditanyakan bahwa superduber terlibat dalam praktik penetapan harga jual eceran. Siapa saja penjual eceran yang menjual kurang dari $350 akan melanggar kontraknya dengan Superduber.

b. Penetapan harga terlalu rendah
Perusahaan-perusahaan yang mempunyai kekuasaan pasar biasanya menggunakan kekuasaannya untuk meningkatkan harga diatas tingkat kompetitifnya. Tetapi haruskah para pembuat kebijakan peduli jika perusahaan-perusahaan ini justru mengenakan harga yang terlalu rendah?pertanyaan ini menjadi inti perdebatan yang kedua mengenai kebijakan antitrust.

c. Penggabungan produk
Contoh ketiga adalah penggabungan produk. Misalkan perusahaan makemoney Movies memproduksi dua buah film baru –spiderman dan Hamlet. Jika Makemoney menawarkan bioskop-bioskop untuk memutar kedua film itu dengan harga untuk satu film saja, alih-alih terpisah, studio ini dikatakan menggabungkan kedua produknya.

G. KESIMPULAN
Perusahaan-perusahaan oligopoli ingin menjadi seperti monopoli, tetapi kepentingan pribadi membuat mereka mendekati kondisi kompetitif. Maka, perusahaan-perusahaan oligopoli, dapat menjadi seperti perusahaan monopoli atau seperti perusahaan kompetitif, bergantung pada jumlah perusahaan dalam oligopoli tersebut., dan pada seberapa besar kecenderungn mereka bekerjasama. Para pembuat kebijakan mengatur perilaku para oligopoli melalui undang-undang antitrust.ruang lingkup yang tepat dari undang-undang ini masih banyak diperdebatkan. Meskipun pengaturan harga diantara perusahaan-perusahaan kompetitif jelas-jelas menurunkan kesejahteraan masyarakat dan harus dilarang, beberapa praktik bisnis lainnya yang terlihat mengurangi kompetisi bisa saja memiliki tujuan-tujuan yang tidak begitu jelastetapi sah.
Perusahaan-perusahaan oligopoli memaksimalkan keuntungan mereka dengan membentuk kartel dan bertindak seperti layaknya monopoli. Tetapi, jika oligopoli membuat keputusan mengenai tingkat produksi secara individu, maka hasilnya adalah jumlah yang lebih besar dan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil monopoli. Semakin banyak jumlah perusahaan dalam oligopoli, semakin dekat jumlah dan harga barangnya dengan kondisinya dalam pasar kompetitif.
Perusahaan membuat kebijakan menggunakan undang-undang antitrust untuk menghalangi perusahaan-perusahaan oligopoli melakukan perilaku-perilaku bisnis yang mengurangi kompetisi. Aplikasi undang-undang ini dapat menimbulkan kontroversi karena beberapa perilaku bisnis yang kelihatannya mengurangi kompetisi pada kenyataannya memiliki tujuan bisnis yang sah.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

materinya sangat bermanfaat bagi saya , thank you :)

Posting Komentar

 

About

RSS Feed Berlangganan posting via RSS FEED

Atau berlangganan posting via email:


Make Widget
Tempatkan iklan Anda disini

Followers

Twitter Blog Templates © Copyright by Be Smart | Template by BloggerTemplates | Blog Trick at Blog-HowToTricks